Tuesday, August 04, 2009

sebuah biografi ketahanan...

assalamu'alaykum

fiuh, akhirnya dapet juga bahan buat update blog, walau bahan ini gw rasa agak menyedihkan sih -bukan masalah percintaan kok tenang aja--, langsung aja lah ya..

hari itu minggu, tanggal 9 juli 2006. ya, itulah hari dimana gw untuk pertama kalinya dikenalin --lebih tepatnya dibeliin-- laptop. yep, klo bahasa bulenya mah jadi my first laptop gitu deh. nama resminya acer travelmate 3242. spek standar-standar aja, harga juga, cuma yg gw sesalkan, ternyata windows xp home-nya lagi mahal. langsung deh sejak saat itu hidup gw berasa kurang klo gak ada ini laptop. kemana-mana gw bawa pergi --ke kampus maksudnya, klo ke toilet ato mandi ya gak lah--. kami menjadi sangat dekat satu sama lain, tak terpisahkan lah istilah romantisnya. tapi karena kebiasaan gw yg sering bawa-bawa dia --dia merujuk ke laptop tadi--, gw jadi kebiasaan untuk memegang dan taro dia sembarangan. hingga akhirnya terjadilah yg namanya LBEP (Laptop Break Event Point), yaitu kondisi dimana kita sudah berani untuk ngapa-ngapain laptop, karena telah terjadi suatu kondisi yg luar biasa pada laptop, misalnya hang, rusak, kena virus ampe instal ulang, ato minimal terbentur ato terjatuh. nah, gw gak inget pastinya kapan, kira-kira gak sampe setahun baru dibeliin, laptop gw dah terbentur apapun --banyak soalnya--. tapi ternyata, alhamdulillah, ternyata laptop gw diberi ketahanan dan kekuatan yg luar biasa oleh Yang Maha Kuasa. dan sejak saat itulah, gw namakan laptop gw dengan nama, Robust.

semakin lama, semakin banyak hal yg telah gw dan Robust lalui bersama, dan semakin sering gw untuk gak ragu memegangnya sesuka hati --diantaranya gw lempar-lempar, gw todong, dll--. dan semakin tahan banting lah Robust saat itu --pernah kebanting, kesiram teh botol ampe gw keringin pake hair dryer, dll--. karena, jelas gw percaya bahwa Robust memang benar-benar robust. hingga pada akhirnya, ketahanan itu ternyata mencapai batasnya, dan Robust mengalami retak pada ujung kiri bawah layar monitor. betapa sedihnya gw saat itu, karena akan berakibat Robust tidak akan bisa gw pegang semau gw lagi. lalu layaknya p3k pada tulang yg retak, gw pun melakukan p3k pada Robust dengan memberikan gips --isolasi maksudnya-- untuk menahan retak tersebut. tapi ternyata gips tersebut tidak bisa menahan lama, dan retak tersebut semakin menjalar ke arah urat syaraf dan nadi --engsel maksudnya-- layar monitor. gips pun semakin dipertebal dan berlapis-lapis yg ditambah dengan penopang, mirip seperti penopang untuk patah tangan --yg disini maksudnya adalah klip kertas--. tapi walau semua penanganan tersebut berhasil untuk menghentikan keretakan stadium lanjut, trade off-nya adalah Robust menjadi sulit untuk ditutup layar monitornya. ditambah lagi ternyata keretakan sudah sampai pada urat syaraf dan nadi, sehingga bila layar monitor digerakkan, terjadi yg dinamakan graphic panic --kondisi dimana grafik dan gambar pada layar monitor menjadi pecah, samar, atau tidak jelas--. semakin sedihlah gw saat itu, karena Robust menjadi agak menurun produktivitasnya dibanding sebelumnya.

lama berselang, keretakan itu semakin lama semakin menjalar ke lebih banyak urat nadi dan syaraf, dan gips dan penopang sudah tidak mampu lagi untuk menahannya. gw harus ekstra hati-hati bila pengen membuka-tutup layar monitor Robust, karena salah gerak sedikit saja, akan terjadi graphic panic. akhirnya timbullah suatu keberanian untuk menyambungkan kembali semua keretakan itu, dengan cara di-gips permanen --yg dalam hal ini di-lem maksudnya. gips permanen ini jenisnya uhu, jadi harusnya cukup kuat untuk menjadi penopang selamanya. operasi pun dilakukan, dengan hati-hati gw mengoles gips di bagian retak pada Robust. lima menit kemudian, operasi bisa dibilang berhasil. keretakan berhasil diminimalkan. tapi ternyata, ada efek sampingnya! gips permanen tersebut ternyata terlalu jauh gw olesin, sampe kena urat syaraf dan nadinya! -engsel maksudnya--. hasilnya, sekarang, Robust tidak bisa ditutup sama sekali layar monitornya, lumpuh. entah permanen ato gak, yg pasti gw masih mencari cara untuk mengatasi kelumpuhan ini. pengen gw paksain tutup, tapi takut akan berakibat fatal, bisa lebih parah retaknya, bisa malah patah, ato terjadi graphic panic terus menerus. gw pun akhirnya harus menerima keadaan ini, sang Robust, yang telah menemani gw berjuang selama ini, ketahanannya yg telah teruji di segala medan, sekarang tidak (belum) bisa lagi untuk ikut menemani gw berjuang di tempat lain, selain di kosan tempat dia bersemayam tinggal. sabar ya Robust, gw pasti akan mencari cara dan jalan keluar bersama, karena kau adalah, my first laptop...

wassalamu'alaykum