Wednesday, May 11, 2011

sebuah keputusan besar [bagian dua]

assalamu'alaykum

akhirnya nulis lagi setelah sekian lama, sebenernya dah lama pengen nulis ini dan banyak yg lainnya, tapi ternyata faktor kuliah, ngajar, nonton pelem, dan hal sok sibuk lainnya membuat gw ga maju2 untuk nulis ini hag2. yaa sekarang saatnya pengakuan dosa lah --apaan sih--.

klo tentang judulnya kenapa bagian dua, ya karena ini ada hubungannya ama bagian yg pertama, silaken diliat lagi. urusan cinta dan hati lagi? ga juga, ini lebih terkait dengan implikasi keduanya terhadap mimpi dan cinta yg lain. ga percaya? silaken dibaca sampe abis --jebakan betmen hag2--. tapi bakal panjang sih keknya, jadi sabar aja.

oke, prolog dulu deh. di bagian pertama itu gw cerita tentang gimana hubungan gw berakhir dengan seseorang, dan mengawali dengan seseorang yg lain. dan saat ini, kondisi yg terjadi intinya adalah, gw melakukan kesalahan yg sama, yaitu lagi-lagi ga bisa me-maintain perasaan. hasilnya pun jadinya sama, gw ga bisa melanjutkannya lebih jauh, seperti harapan gw sebelumnya. pasti pada nanya alasannya. oh ga nanya? kok tetep nerusin baca? ngapain? hag2. nanti gw runut satu-satu alasannya --kok kesannya banyak--. semua alasan gw klise kok, jadi silaken pembaca berpendapat setelah baca semua --lagi-lagi jebakan betmen hag2--.

gw akui, gw emang ga ahli dalam urusan kek gini, sebut aja urusan "bunga" --kayak berita pembunuhan di poskota aja--. i'm bad with people, especially women. klo boleh curcol, gw lahir dari keluarga yg lumayan keras. hasilnya adalah, gw ga bisa mengekspresikan kasih sayang dengan cara yg benar, atau lebih tepatnya dengan cara yg diinginkan oleh wanita kali ya --ga semua wanita juga sih tapi--. i'm truly sorry for that, really sorry. gw ga (belum) bisa ngubah itu. namanya aja bawaan orok, susah. implikasinya adalah, yg gw lakukan jadinya malah membuat perasaan orang jadi marah dan kesel. yg ini gw akui juga, gw jago dalam hal membuat emosi orang meninggi. i was even called flame-master after all hag2. daripada gw melakukan hal-hal yg selalu hanya membuat marah, kesel, dan ga sesuai dengan apa yg diinginkan oleh seseorang, untuk ini gw lebih memilih untuk, i'm out. intinya sih, ternyata gw belum siap untuk urusan "bunga" ini, dan bodohnya gw baru menyadari itu. very cliche, isn't it?

lalu alasan yg kedua. selama ini gw jarang mengikuti saran dari orang tua. kebanyakan masalah pendidikan sih. mulai dari SMP, gw ga mau masuk SMP labsch***, dan lebih memilih untuk "belajar berkelahi" di SMP tawur entah-entah. SMA, gw nolak masuk SMA "Integrated-Circuit" --sebenernya karena otak gw ga mampu juga sih hag2--, walau gw masuk ke SMA yg unggulan juga sih. pas kuliah lebih parah. ortu gw yg sangat mendambakan anaknya jadi dokter, terkena jebakan ujian mandiri yg kebeneran gw lolos jadi tukang koding. ketika udah lulus kuliah pun, ortu pengen gw jadi pegawai, tapi gw maunya punya pegawai --amin!--. dan terakhir masalah jodoh, ortu berharap punya mantu yg begini dan begitu --censored, demi kemashalatan umat--. nah, di satu sisi gw ga nolak, toh jodoh kan dah diatur, pasti "yg itu". tapi kan tetep musyawarah lah, menjunjung tinggi nilai pancasila --apa sih--. dan di satu kesempatan musyawarah tentang jodoh dengan tema "memperjuangkan seseorang", gw sempat agak bersitegang dengan ortu. yaa keluarga keras, wajar lah. saat itu membuat gw berpikir kayak gini, "kok gw malah bikin ortu kesel?", "gw mau membahagiakan mereka tapi kok malah gini?", dan yg terakhir, "se-worth itukah seseorang yg gw perjuangkan hingga kondisinya sampai harus bersitegang kayak gini?". dan gw juga berkesimpulan urusan jodoh ga main-main, kita akan hidup lama bersama dengan pasangan. ga kayak kerjaan yg bisa pindah-pindah dan relatif banyak alternatif. kita harus bener-bener siap mental, spiritual, dan finansial untuk ini. ga ada salahnya untuk dengerin saran ortu dalam hal ini --jadi selama ini ga pernah dengerin ortu? durhaka kau nak! ga segitunya lah--. dan akhirnya, gw memilih jalan tengah, back-off dulu. cukup klise kan?

sekarang alasan yg terakhir. yg ini paling klise. gw punya mimpi, banyak mimpi. tiap orang juga harusnya punya. klo ga mah ngapain hidup? seperti pada tulisan gw disini, gw punya banyak mimpi. a man lives for his dreams and ambitions, not for his love (Monterico, 2011). gw berpikir gw harus fokus pada mimpi prioritas yg penting & mendesak dulu. yaa sebenernya ga harus gitu juga sih, kan bisa bareng-bareng, bisa sambil jalan, bisa multithreading lah istilahnya. tapi ternyata gw ga bisa seperti itu, karena entah kenapa gw merasa orang-orang yg dekat dengan gw kurang mendukung mimpi gw. jadinya, gw harus berusaha lebih keras, yg implikasinya adalah gw membutuhkan fokus lebih untuk mimpi gw yg ini, dan mengurangi fokus gw untuk mimpi yg lain, yaitu yg berkaitan dengan "bunga". sangat egois, dan klise parah. gw sendiri bingung dengan sifat egois dan keras kepalanya gw ini. bawaan lingkungan gw rasa.

yap, itu dia klisenya. sebenernya masih ada satu lagi, tapi kalian semua pasti udah pada muak dengan tiga alesan klise ini aja. ntar muntah klo gw ceritain yg satu lagi. dan pasti banyak yg mikir "apaan sih?", "segitunya ya?", "cuma karena ini?", "egois lo cong!", "brengsek lo cong!", dan lain-lain teman-temannya. silakan aja berpendapat apapun. gw cuma bisa bilang, you don't know anything, what i have gone through --eh bener ga sih tulisannya?--. terjemahannya intinya, makasi udah baca. eh salah, yg bener, kalian ga tau apa2 tentang gw, tentang apa yg telah gw lalui dan gw alami selama ini. walau begitu, terima kasih yg sangat besar gw tujukan untuknya atas segala perasaannya yg telah diberikan kepada gw, i really appreciate that. dan sekali lagi gw minta maaf, untuk dia dan semua orang yg telah gw sakiti hatinya. maaf gw ga bisa menepati janji gw, dan semoga dia mendapat orang yg lebih baik dari gw --standar kata2 klo hubungan berakhir..--.

epilog, ada yg bilang klo gw ga pantes untuk siapapun. mungkin itu bener, untuk saat ini. mulai sekarang gw akan berusaha untuk menjadi orang yg lebih baik, yg nanti pada akhirnya gw akan pantas untuk seseorang, seseorang yg sudah dinasibkan berjodoh dengan gw. klo gw pikir2, sebenernya dari sekarang walau gw belum tau siapa, gw udah kasian sih dengan seseorang itu, dapet jodohnya gw kan hag2. klo seseorang itu kebeneran baca tulisan ini, gw ingin mengucapkan terima kasih, terima kasih karena telah menerima gw hag2. yah segini aja tulisan gw, dah kepanjangan juga, semoga bisa menjadi pencerahan, inspirasi, penjelasan, konfirmasi, verifikasi, validasi, dsb.

"teruslah bermimpi, berusaha, dan bersyukur kawan!"
--Monterico, 2010--

wassalamu'alaykum