Tuesday, November 29, 2011

serasa tidak sehati

assalamu'alaykum

baru aja ceting dengan seorang teman, dan tiba-tiba dapet ide tentang perasaan lintas gender yg "resiprok". met baca!

teman yg satu ini nanya ke saya tentang apakah pria itu klo udah mendapatkan seorang wanita, pria jadi merasa nyaman dan aman lah istilahnya, eh malah jadinya nyebelin, ga perhatian, dsb. kata teman saya, mungkin karena pria udah ga dapet tantangan lagi. tantangan disini maksudnya adalah tantangan ketika berusaha dan berjuang untuk mendapatkan wanita tersebut. lalu setelah tujuan berhasil, gitu deh.

hal ini menarik, karena memang klo yg saya lihat, tendensi dari pria adalah berjuang untuk mendapatkan apa yg dia inginkan. dalam kasus saya, lebih ke mimpi-mimpi yg ingin saya capai --gaya--. nah, klo kasus ranah "wanita", karena memang pria seperti itu, hal ini bisa aja terjadi, malah mungkin lumrah. pria melihat wanita juga dapat dikatakan sebagai suatu "objektif" atau "tujuan" yg ingin dicapai, lebih spesifiknya adalah dijadikan pasangan. setelah tujuan tercapai, efek sampingnya berbeda-beda hag2.

sangat berkebalikan dengan wanita, saya melihat tendensi dari wanita adalah mempertahankan apa yg udah dia dapatkan. semakin menarik karena klo dua tendensi lintas gender ini kita gabungkan, hasilnya adalah seperti kasus berikut: 

seorang pria berjuang untuk mendapatkan seorang wanita. setelah wanita itu menerimanya, pria malah kehilangan objektifnya, dan jadi ga perhatian, nyebelin, dsb. kasus terburuk, pria malah berjuang untuk mendapatkan wanita yg lain. tapi wanita yg pertama ga mau hubungan berakhir begitu aja. jadinya panjang deh urusan mereka

very cliche, isn't it? does it rings u a bell? hag2. tapi tetep, itu analisis saya. itu cuma tendensi, jadi ga semua pria dan wanita seperti itu. apalagi dalam kasus saya di jaman saya masih muda dulu --curcol--, tendensi ini malah pernah berkebalikan. jadi ya tetep kembali ke orangnya masing-masing, dan hubungan mereka seperti apa.

kembali ke teman saya, dia jadinya nanya, gimana caranya biar mereka "berimbang". artinya yg saya tangkep adalah biar keduanya saling memiliki bobot "memperhatikan pasangan" yg sama, yg ga berat di satu sisi aja. dalam kasus ini, berarti kan masuk ke kategori kasus yg berat di wanita. jadi gimana solusinya?

menurut saya, "perhatian" itu menerapkan silogisme terbalik. artinya, bila wanita ingin diperhatikan oleh pasangannya, maka dia harus berhenti memerhatikan pasangannya. mungkin bisa berlaku untuk sebaliknya, tapi sebaiknya jangan, karena memang sudah tendensinya pria harus lebih memperhatikan wanita daripada sebaliknya. bila si pria benar-benar serius dengan dirinya, maka pria ga akan berlama-lama mendiamkan si wanita. klo si pria masih acuh juga, harusnya si wanita tau apa yg harus dia lakukan. dump him! simpel kan, hag2. hal ini kurang pas sih buat pasangan nikah. masa jadinya langsung cerai, hag2.

kesimpulannya sih, baik pria maupun wanita jangan sampai kehilangan objektifnya. jadi buat pria, setelah mendapatkan wanita yg udah dia perjuangkan, ya dipertahankeun atuh, dah susah-susah didapetin juga, kok malah dilepas. nah, pastinya ada objektif yg membuat pria mau mempertahankan wanita. objektif inilah yg harus pria cari sendiri, pastinya berhubungan dengan wanita lah. intinya hal apa dari wanita yg worth untuk dipertahankan, hingga akhirnya bisa ke pelaminan, dan hingga akhir usia --ihiiy--.

ya memang ga gampang untuk mencari objektif ini. klo emang udah ga bisa, misalnya tersangkut hal-hal yg fitrahnya lebih penting --curcol--, ya mau gimana, toh jodoh Allah SWT juga yg ngatur, jadi santai aja hag2. untuk wanita, selektiflah dalam memilih pasangan, biar punya objektif lebih juga untuk mempertahankannya nanti. toh dalam hal ini emang harus keduanya saling mempertahankan sih, gitu dah.

yah mungkin itu aja obrolan sotau saya di akhir bulan ini, semoga menghibur masbro dan mbasis yg lagi jomblo, galau, atau ada masalah hag2.

wassalamu'alaykum