Wednesday, February 10, 2010

sebuah keputusan besar..

assalamu'alaykum
akhirnya di-update lagi, dan jelas karena gw punya suatu hal yg ingin ditulis berdasarkan kejadian fakta yg terjadi belakangan ini pada gw, jadi yak langsung saja..
kalau kalian adalah penggemar gw --maksud gw, pernah baca blog gw--, kalian tentu tau sebuah kejadian cukup heboh yg terangkum dalam posting "nikah" dengan empat bagian --lupa? atau gak tau? sok lah dibaca lagi biar seru--. yep, disitu gw menceritakan hubungan gw dengan seseorang, sebut saja Rie, yg memang dah jadi kandidat target calon istri sejak lama --percayalah, gw punya list kandidat calon istri yg feasible untuk gw kejar--, dan baiknya ternyata saat itu dia mempunyai perasaan yg sama. hebohnya pun berlanjut karena gw terkesan seperti melamar atau ngajak nikah, but believe me, i don't do that, because we can't, and we're still in the unstable and not ready yet. kita berdua hanya sama-sama ingin, that's all. setelah beberapa bulan berjalan, terjadi sebuah event yg memulai feel-fading antara kita berdua. kemudian setelah itu, banyak perbincangan dan kejadian yg muncul. dan akhirnya, hubungan seperti ini, yaitu sebuah status yg tidak jelas dan tidak bernama, yg dengan susah payah telah gw pertahankan selama hampir dua tahun, akhirnya kandas juga. gw menyerah kalah karena ketidakmampuan gw untuk me-maintain perasaan dia ke gw, yg memang sudah seharusnya dilakukan seorang pria agar wanita yg disukainya akan memilihnya, mau memilihnya, atau tetap memilihnya. feel-fading yg terjadi terasa sudah begitu besar dan mencapai puncaknya, dan jujur gw sudah tidak mampu lagi untuk tetap mempertahankannya, karena ternyata dia pun tidak ingin mempertahankannya. walau ternyata, despite of fact, di satu sisi feel-fading yg terjadi semakin bertambah karena tepat saat itu, hadir seseorang, seseorang yg ternyata, dapat membuat gw feel-rising...
believe me, gw bukan seseorang yg gampang beralih ke lain hati, dan gw gak sebangsat itu main-mainin perasaan akhwat dan hanya memberikan harapan kosong. kondisinya serba sulit, karena di satu sisi feel-fading yg terjadi sudah sangat kronis dan akut, dan gw sudah hampir menyerah setelah susah payah gw pertahankan selama hampir 2 tahun, dan di sisi lain pada saat yg bersamaan muncul harapan dan kesempatan, yg membuat gw bisa berjuang kembali, memperjuangkan seseorang kembali. akhirnya, dengan pemikiran panjang dan renungan yg mendalam, gw memilih untuk tetap menyerah kalah dalam memperjuangkan Rie daripada memulai sebuah perjuangan baru lagi untuk Rie yg gw rasa akan jadi lebih susah dan hasilnya pun sulit dipastikan, dan memutuskan untuk memperjuangkan seseorang yg baru ini, sebut saja namanya Aya...
sedikit biografi, gw pertama kali ketemu Aya waktu sama-sama jadi panitia penerimaan mahasiswa baru tahun 2007. gw kira dia angkatan bawah, ternyata gak, cuma umurnya yg umur angkatan bawah. lama gak ketemu --lebih tepatnya gw yg gak inget, karena ternyata dia sering ke sekre himpunan untuk ngasih surat dan katanya selalu ketemu gw disana--, akhirnya malah sekelas di suatu mata kuliah umum. dari sinilah gw mulai mengenalnya lebih jauh, dan merasakan feel-rising. kemudian banyak kejadian yg muncul, dan komunikasi yg cukup intense antara kita berdua --terbukti dari chatting log yg mencapai 600-an KB-- membuat feel-rising semakin kuat, yg pada akhirnya, gw berani mengambil keputusan besar dari dalam hati, untuk memperjuangkannya...
sebenarnya, gw merasa cara perjuangan gw salah, sama seperti waktu gw memperjuangkan Rie dulu, dan gw takut --lebih tepatnya trauma--, hal yg sama akan terjadi lagi, yaitu hal ketidakmampuan gw untuk me-maintain perasaan. cara ini, yg memang gak ada dalam Islam, yaitu sebuah status yg tidak jelas dan tidak bernama, yg hanya sebuah ungkapan isi hati dan desire, memang sangat rentan untuk kandas. tapi ternyata, gw belum punya cara lain. gw sadar status itu penting, tapi bukan berarti mendesak, karena gw pun belum bisa memberikan kepastian apapun dan belum bisa menjanjikan apapun --believe me, gw gak ngelamar, gw gak janji-janji, yg memang seharusnya tidak dibolehkan--, padahal, gw juga sadar, dia butuh bukti, bukti yg dapat membuat dia yakin dengan perasaannya selama ini. memang, gw mengakui kalau gw banyak kekurangan dan bukan seseorang yg easy-to-like, ditambah karena sifat gw yg sangat cuek dan santai, gw cuma ingin semoga kita berdua dapat bertahan menjalani proses ini, agar nanti kita berdua pada akhirnya, mendapatkan hasil yg terbaik dari-Nya, dan tanpa penyesalan, amin...

wassalamu'alaykum